Kalung dan Lekok Suku Dayak Kenyah Bakung

07/08/2014 13:58

PENULISAN BELUM SELESAI!

 

 

 

Hiasan manik-manik sejatinya memang lekat dengan kehidupan sehari-hari suku Dayak Kenyah Bakung. Hiasan manik-manik sering digunakan untuk menghiasi busana adat hingga dirangkai menjadi kalung (kalung) dan lekok (gelang).

 

Umumnya suku Dayak memiliki perhiasan berupa manik-manik yang terbuat dari batu alam.

 

Dahulu batu-batu ini dibentuk dengan tangan dan tanpa bantuan mesin, sehingga warnanya kusam jika dibandingkan dengan manik-manik modern buatan pabrik. Selain itu, ada juga perbedaan berat di bebatuan dan manik-manik tersebut. Jika ingin membuktikan bahwa manik-manik tersebut asli dari Suku Dayak atau bukan, maka haruslah dilakukan tes dengan cara membakarnya.

 

Umumnya, masyarakat Dayak khususnya pria Dayak tidak mengenal aksesoris batu lain selain perhiasan manik-manik. Aksesoris yang umumnya digunakan adalah yang berasal dari hewan perburuan mereka, seperti taring dan gigi beruang, taring babi. Jika di Papua taring
babi dijadikan perhiasan yang ditusukkan di hidung, pada Suku Dayak, taring tersebut dijadikan “buah” kalung mereka.

 

Suku Dayak sangat terkenal dengan kerajinan tangannya yang menggunakan manik-manik aneka warna, salah satunya adalah kalung.