Tikar Suku Dayak Kenyah Bakung

Tikar Suku Dayak Kenyah Bakung

Salah satu kreativitas yang terdapat pada suku Dayak Kenyah Bakung dalam memenuhi kebutuhan hidupnya adalah membuat kerajinan tangan berupa tikar. Tikar buatan suku Dayak Kenyah Bakung terbuat dari bahan dasar rumput mendong, daun pandan, dan rotan. Terdapat dua jenis tikar pada suku Dayak Kenyah Bakung, yaitu pat dan taying.

 

Pat

Pat berfungsi sebagai maken (alas tidur) yang terbuat dari rumput mendong dan atau daun pandan tergantung keinginan pengrajin. Pat berukuran tikar tidur pada umumnya.

 

Tanaman PandanBahan baku (mendong, pandan) tersebut kemudian diolah secara tradisional oleh pengrajin, mulai dari proses membuang duri-duri yang ada di daun pandan, memotongnya menjadi kecil, mengeringkannya, dan memberikan pewarna pada daun. Setelah itu proses penganyaman tikar pun dilakukan.

 

Taying

Taying berfungsi sebagai alas ngetau (menjemur) hasil pertanian berupa padi, kakao, dan sebagainya yang terbuat dari rotan. Taying berukuran kurang lebih 2x4 meter.

Tikar Dayak

Pembuatan taying biasanya dilakukan secara kerja sama antara laki-laki dan wanita secara berkelompok. Pada mulanya menjadi tugas laki-laki mencari rotan. Setelah terdapat rotan dalam jumlah yang cukup untuk membuat taying, rotan kemudian dibelah menjadi dua atau empat bagian, kemudian dikeringkan dengan cara dijemur di bawah terik matahari. Selanjutnya setelah belahan rotan kering, dilakukan penghalusan (diraut) agar mudah dianyam.

 

Setelah proses untuk laki-laki selesai, giliran wanita untuk mengayam rotan-rotan tersebut menjadi sebauh taying. Proses ini dilakukan secara kelompok (gotong royong) oleh kaum wanita agar mudah dan lekas selesai, sekaligus waktu bagi kaum perempuan suku Dayak Kenyah Bakung menjalin komunikasi. Pembuatan taying biasa dilakukan menjelang majau (musim panen padi).

 

Kembali ke Seni Budaya Suku Dayak Kenyah Bakung

 

 

Penulis: Robert Usat

Sumber foto: ANTARA/Yusran Uccang