Saat Kami Berkorban
“Bangunlah, Nak. Matahari sudah meninggi,” kata ibu.
Biasanya, setiap pagi Ibu berkata seperti itu dulu saat aku sekolah dasar. Setelah itu, dia akan berkata lagi, “Bantu Ibu mencuci piring ya.”
Kalau sudah begitu, aku akan bangun dengan sikap pura-pura sakit. Tapi, lagi-lagi Ibu mengenal aku lebih dari apa yang aku tahu tentang diriku sendiri.
Akhirnya, aku akan mencuci piring dengan rasa yang agak sebel dan terburu-buru. Namun, setelah membantu ibu mencuci piring, aku akan mandi lalu berseragam sekolah. Sebelum berangkat ke sekolah, aku akan sarapan bersama Ibu, Ayah, dan adik-adikku.
Hal itulah yang menyenangkan bagiku, bahwa ada suatu saat tertentu kami harus berkorban dan ada saat tertentu kami menikmati hasil pengorbanan kami.