Tas Suku Dayak Kenyah Bakung

07/07/2014 11:04

Masyarakat suku Dayak Kenyah Bakung memiliki budaya membuat beragam kerajinan tangan, diantaranya berupa tas. Tas oleh suku Dayak Kenyak Bakung umumnya terbuat dari anyaman rotan yang dibelah halus, cara mengenakan umumnya digendong.  Tas dibuat beragam bentuk tergantung waktu atau kondisi penggunaannya, namun semuanya sama-sama berfungsi untuk menyimpan atau membawa barang.

 

Pada masyarakat Dayak Kenyah Bakung, terdapat beberapa bentuk yang digunakan dalam berbagai kegiatan. Ada beberapa nama untuk masing-masing tas tersebut yaitu banyat, anjat, ingen, gei, dan kiyeng. Semua bentuk tas tersebut berasal dari bahan dasar rotan.

 

Banyat

Banyat adalah salah satu hasil kerajian tangan suku Dayak Kenyah Bakung serupa tas. Banyat terbuat dari material rotan yang dibelah halus membentuk tali yang dianyam tidak terlalu rapat. Banyat biasanya digunakan kaum laki-laki untuk membawa atau menyimpan perlengkapan kerja ketika pergi bekerja di hutan maupun pada saat kegiatan gotong royong di dalam kampung.  Lihat gambar di samping, kiri layar.

 

 

Anjat

Anjat berbentuk seperti tas yang terbuat dari anyaman rotan dan memiliki dua atau tiga sangkutan. Anjat hampir sama dengan banyat, namun anyamannya sangat rapat berbeda dengan banyat yang anyaman jarang. Anjat diperuntukkan bagi kaum perempuan, yang biasanya digunakan untuk membawa barang-barang ringan ketika bepergian.

 

Anyat terbuat dari rotan yang dibelah dan dihaluskan kemudian dirangkai menjadi bentuk anyat (Lihat gambar di samping, kanan layar). Setelah bentuk anjat tersebut mulai terbentuk, lalu diberi lapisan penutup dari kain dan selanjutnya diperindah dengan hiasan manik-manik yang dirangkai menjadi motif-motif sulur khas Dayak, seperti gambar manusia, macam, enggang, anjing, dan sebagainya sesuai selera pembuatnya. Warna manik-manik pada anjat umumnya warna yang mencolok, seperti perpaduan warna hijau, kuning, orange, hingga merah dan biru dengan warna dasar hitam.

 

 

Dewasa ini, anjat telah berkembang menjadi barang cinderamata yang sangat indah dan bernilai ekonomi tinggi. Kini, anjat dihadirkan sebagai hiasan dinding karena keelokan motifnya. Anjat pun seringkali dipajang pada pameran budaya Indonesia baik pameran dalam negeri maupun luar negeri.

 

Ingen

Ingen serupa tas yang terbuat dari rotan yang digunakan untuk menampung buah padi saat panen padi berlangsung.

 

Ingen berbentuk keranjang dengan bagian bawah kotak tertutup dan bagian atas melingkar terbuka (Lihat gambar di samping, kiri layar.) Sisi luar ingen dikuatkan dengan batang ukuran jari ibu agar dapat tegak ketika diletakkan di tanah.

 

Sekarang, ingen sudah banyak modifikasi sehingga bahan-bahan lain pun dapat digunakan sebagai bahan anyaman ingen. Karena ingen sering digunakan pada musim panen padi, maka ingen digunakan oleh laki-laki dan perempuan.

 

Gei

Gei adalah juga alat gendong serupa tas yang terbuat dari rotan yang dianyam sangat jarang (Lihat gambar di samping, kanan layar).

 

Gei berbentuk keranjang bulat dengan bagian bawah tertutup dan bagian atas terbuka. Umumnya, gei digunakan oleh kaum perempuan untuk meletakkan sayuran, kayu bakar dan barang-barang yang dibawa pergi, biasanya saat pergi ke ladang atau kebun.

 

Kiyang

Salah satu keranjang lain yang dibuat oleh suku Dayak Kenyah Bakung menyerupai tas adalah kiyang. Kiyang difungsikan untuk mengangkat benda-benda berat seperti padi dalam karung dan kayu bakar. Kiyang memiliki sisi luar yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan ukuran barang yang dibawanya. Kiyang terbuat dari uwei (rotan) utuh yang dianyam dengan jarak yang tidak terlalu rapat. Uwei yang digunakan tetap bulat (tidak dibelah) agar kiyang tetap kuat untuk mengangkat benda berat.

Lihat gambar di samping, kiri layar.

 

Kembali ke Seni Budaya Suku Dayak Kenyah Bakung

 

Penulis: Robert Usat

Seni Budaya Suku Dayak Kenyah Bakung

Banyat

Ingen

1 | 2 >>

Kiyang